Tidak Boleh Mengejek Dan Melakukan Persekusi Atau Bullying

Photo ilustrasi by detiknow.com

Detiknow - Persekusi berasal dari bahasa inggris “persecution” yang merupakan sebuah perlakukan yang lebih buruk dari “bullying”

“Bullying” adalah sebuah penganiayaan secara sistematis yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok terhadap individu atau kelompok lain khususnya karena suku, agama, ras, bahkan perbedaan politik

Persekusi atau bullying kerap terjadi pada siapapun baik dari kalangan anak-anak , remaja hingga kalangan dewasa sekalipun

Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut kerap terjadi di kehidupan di sekitar kita bahkan di dunia maya yang memang sudah menjadi konsumsi kita di era digital

Seharusnya kita harus mendeteksi fenomena ini sejak dini, apakah hal ini disebabkan akibat dari pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah atau kerja

Para ahli psychology pasti memiliki dasar yang lebih detail terkait hal ini dan pada umumnya akan memberikan solusi untuk hal ini

Sebab jika tidak diperhatikan secara serius  mengejek, melakukan persekusi dan bullying dapat menjatuhkan mental seseorang hingga mengakibatkan depresi serta mendorong untuk bunuh diri

Pada kesempatan ini penulis akan bercerita sedikit tentang “mengejek” dan menyampaiakan apa yang telah disampaikan redaksi kedaulatan santri serta berharap kita semua dapat mengambil hikmah atau pelajaran positive nya

Kita dapat mengambil pelajaran dari dua qori hebat yang bernama Imam Kisaai dan Al-Yazidi yang hidup pada masa Khalifah Harun Al-Rashid

Imam Kisaai adalah salah satu dari tujuh imam qiro’at yang terkenal. Bahkan Sang Khalifah Harun Al-Rashid meminta Imam Kisaai dan Al-Yazidi untuk mengajarkan Al-Qur’an dan adab kepada anaknya yang bernama Amin

Pada suatu hari kedua qori hebat tersebut mengajar Amin hingga waktu Magrib tiba dan Sang Khalifah Harun Al-Rashid meminta Imam Kisaai untuk menjadi Imam sholat Magrib berjamaah
Namun siapa sangak ketika Imam Kisaai membaca surat Al-Kafirun melakukan kesalahan baca bahkan melupakan beberapa kata dalam surat tersebut

Akhirnya setelah salam Al-Yazidi mengejek dengan mengucapkan “Kok bisa-bisanya seorang qori besar lupa ayat di surat yang cukup mudah?”

Ketika mendengar ejekan tersebut Imam Kisaai hanya diam saja tidak menanggapi apa yang telah diucapkan Al-Yazidi

Setelah tiba waktu Isya Al-Yazidi mengambil inisiatif untuk menjadi imam sholat Isya berjamaah dan ketika membaca surat Al-Fatihah tiba-tiba salah baca dan melupakan beberapa kata

Setelah salam Imam Kisaai mengatakan kepada Al-Yazidi “Jagalah lidahmu, janganlah mengucapkan sepatah kata pun yang nantinya dapat mendatangkan kesusahan. Sungguh lidah sering menjadi penyebab kesusahan”

Dari cerita diatas kita dapat mengabil pelajaran bahwa sehebat apapun seseorang masih dapat melakukan kesalahan

Apalagi dengan kita yang hanya manusia biasa. Oleh sebab itu kita tidak boleh mengejek kesalahan orang lain

Sebab kita bisa membuat kesalahan yang sama atau bahkan lebih buruk lagi bahkan mungkin orang yang kita ejek sebetulnya lebih baik dan lebih mulia dimata Alloh SWT daripada kita

Ibnu Abbas pernah berkata “Sebelum engkau menceritakan keburukan orang lain, ceritakan dulu keburukanmu sendiri”

Semoga kita semua diberikan kekuatan iman untuk meredam keingingan dalam mengejek, melakukan persekusi maupun bullying terhadap orang lain



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel